Halodunia.net – Jembatan Sembayat merupakan satu di antara karya monumental Jenderal Deandels. Dari tempat penyeberangan, kini jadi lokasi harakiri alias bunuh diri.
Jembatan Sembayat dibuat 1808. Saat itu, Jenderal Daendels memulai proyek preatisius jalan pantai utara di sepanjang Pulau Jawa.
Menghubungkan antara wilayah Kecamatan Manyar dan Bungah. Dua dari 18 kecamatan di Gresik Utara itu dibelah Bengawan Solo. Muaranya di wilayah Ujungpangkah.
Panjang Jembatan Sembayat 350 meter. Jembatan itu sudah empat kali berubah posisi. Bahkan, sejak 2018 tidak lagi tunggal. Namun, ditambah satu jembatan lagi.
Arah Lamongan lewat sisi Timur. Sebaliknya arah Gresik melintasi jembatan sisi Barat. Tergolong jembatan baru. Gagal diresmikan Presiden Joko Widodo. “Sejarahnya panjang Jembatan Sembayat ini ” ujar M Rian, Kesra Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Gresik.
Pernyataan perangkat Desa Sembayat ini tidak berlebihan. Sejak pembuatan, jembatan yang melintas di atas Bengawan Solo itu penuh misteri.
Saat ini banyak berkembang cerita-cerita mistis. Mulai pembuatan jembatan yang awalnya disebut gladak. Banyak makan jiwa. (Baca juga:Terjaring Razia Masker, Warga Sidoarjo Disanksi Berdoa di Makam COVID-19)
Saat pembuatan jembatan. Sebagai Gubernur Hindia Belanda, Deandels meminta pimpinan daerah menyerahkan warganya dipekerjakan rodi.
Bahkan, untuk menahan jembatan, Daendels meminta puluhan pekerja rodi menjadi tiang. “Ada ratusan warga pekerja rodi yang menjadi korban,” ungkap Rian.
Misteri tidak hanya milik jembatan. Berkembang pula cerita mulut ke mulut warga sekitar. Bila Bengawan Solo itu merupakan jalan ular besar dari Solo ke Gresik. “Mangkane sungainya melekuk-lekuk kayak jalanya ular,” seloroh Junaidi (35) warga Bungah, Gresik.
Nah, ular besar itu mencari seorang putri. Dan diyakini putri itu menetap di bawah Jembatan Sembayat. Itulah yang diyakini warga ada kerajaan bawah bengawan.
Antara nyata dan mistis. Ada jalan desa yang melintas di atas kerajaan bawah bwngawan itu yang setiap tahun ambles. Bahkan, Pemdes Sembayat berkali-kali memadatkan. Tapi tetap ambles. “Kadang kita gak percaya, tapi ini nyata,” ujar Rian.
Kemistisan Jembatan Sembayat dengan Bengawan Solo masih kerap terjadi. Bahkan, hampir setiap tahun ada korban. Itu terjadi jelang pergantian musim.
“Yang sering hilang itu orang yang mancing atau nelayan yang melintas di bawah jembatan,” celetuk Bashori (42) warga Dusun Tanggok, Sembayat, Manyar, Gresik.
Bahkan, warga sekitar menyebut sebelum ada orang hilang ditandai dengan kemunculan buaya putih. Tapi akhir-akhir jarang terlihat.
Entah ada hubungan atau tidak. Yang pasti, dalam tahun ini, 2020, terjadi dua peristiwa yang tidak biasa. Warga sekitar bunuh diri atau harakiri. Menjebur ke sungai. Motornya ditinggal di atas jembatan.
Catatan, dalam setahun ini ada dua kejadian. Pada Januari 2020 warga Desa Abar-abir, Muhammad Fuad Thoifi Ihsan (23) yang menjebur diri ke sungai.
Kejadian kedua pada Juli 2020. Pemilik Honda Beat biru putih W 3820 JF yang menjebur. Tiba-tiba motor dan kunci ditinggal di atas jembatan.
Ironisnya, sampai saat ini jasadnya belum ditemukan. Bahkan, orang tua Muhammad Fuad Thoifi Ihsan sudah ikhlas. “Warga menyakini jasadnya tersangkut di bawah. Sebab di bawah ada kubangan yang merupakan kerajaan,” tukas Rian.
Apapun yang terjadi. Jembatan Sembayat adalah penghubung wilayah Kecamatan Bungah dan Manyar. Bahkan, menjadi penghubung jantung perekonomian Gresik-Lamongan untuk jalur pantura

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here