masyarakat madura mempunyai kebudayaan dan tidak pernah terlupakan seperti halnya kerapan sapi samapai saat ini tetap menjadi prioritas sekabupaten madura, yaitu kabupaten bangkalan, kabupaten sampang, kabupaten pamekasan dan kabupaten sumenep.
Saat kerapan sapi masyarakt rela datang jauh-jauh meskipun jalan kaki demi menyaksikan kehebatan sepasang sapi dan joki beradu kecepatan di arena balap, seperti alun alun yang telah di siapkan sebelumnya.
kerapan sapi se madura ini di lakukan setiap tingkat desa yaitu tingkat kecamatan,tingkat kabupaten hingga tingkat piala presiden yang menjadi ajang prestisius bagi para pemilik sapi.
Baca Saja: Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Jember Berakhir Damai
Bagi orang madura, kata kerapan adalah adu pacu sapi memakai keleles, perkaitan kerapan diartikan sebagai adu atau pacuan, karena binatang lain seperti kerbau tidak disebut kerapan walaupun mempunyai cirihas yang sama.
Namun kata kerapan berasal dari kata kerap atau kirap, Artinya berangkat dan dilepas bersama-sama atau berbondong-bondong.
Disisi lain ternyata bukan hanya masyarakat madura saja yang menyaksikan tetapi warga asing pun juga ikut serta menyaksikan kerapan sapi.
Baca Saja: Begini isi Draft Asli Dukungan Bank Dunia Untuk Omnibus Law Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here